Kepala BKPM: Proyek Baterai Mobil Listrik USD 2,6 Miliar di Maluku Utara Bakal Groundbreaking pada Semester II-2023

0
68
Impian Indonesia membangun industri baterai dan mobil listrik terintegrasi mulai menampakkan bentuk. Salah satunya, groundbreaking pembangunan ekosistem baterai mobil listrik di Maluku Utara senilai USD 2,6 miliar akan dimulai pada awal Semester II-2023. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa groundbreaking pembangunan ekosistem baterai mobil listrik di Maluku Utara yang dilakukan oleh perusahaan Eropa, Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF) senilai USD 2,6 miliar akan dimulai pada awal Semester II-2023.

Seperti yang dilansir Liputan6.com (28/4/2023), informasi tersebut diperoleh saat Bahlil mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jerman dalam gelaran Hannover Messe. Kata Bahlil, di sana Presiden Jokowi bertemu dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa, yakni BASF, Volkswagen (VW), dan Eramet.

“Kalau BASF dan Eramet investasinya itu kurang lebih sekitar USD 2,6 miliar, mulai groundbreaking di awal semester II,” ujar Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Adapun semua perizinan pembangunan ekosistem baterai mobil di Maluku Utara yang akan dilakukan BASF dipercepat dan sudah selesai. Hal itu dilakukan atas perintah Presiden Jokowi, agar Pemerintah bisa mengurus perizinan investasi lainnya.

“Izinnya semua sudah selesai, kemarin Presiden Jokowi memerintahkan untuk menyelesaikan itu, supaya investasi kita tidak hanya fokus pada satu negara, karena produk-produknya akan dibawa ke Amerika, Eropa dan Amerika Latin,” ungkap Bahlil.

BACA JUGA :  Kebut Pembangunan IKN, Bahlil Lahadalia: Anthoni Salim Bakal Ikut Berinvestasi

Sementara itu, untuk Volkswagen (VW), Bahlil belum bisa memberikan bocoran kapan groundbreaking pembangunan baterai mobil dilakukan. Kendati demikian, VW dikabarkan akan bekerjasama dengan perusahan nasional yaitu Merdeka Copper Gold.

“VW juga akan bekerjasama dengan perusahaan nasional diantaranya Merdeka Copper, karena semuanya ini menggunakan energi baru terbarukan,” ujarnya.

Bahlil juga menjelaskan bahwa 30 persen pasar Eropa mengidolakan mobil VW. Oleh karena itu, Indonesia harus memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik VW agar berinvestasi di Indonesia.

“VW ini 30 persen pasar eropa itu mobilnya mobil VW, jadi betul-betul dia membutuhkan bahan baku. Nah Indonesia harus memainkan peran ini,” ujarnya.

Dengan demikian, menurut Bahlil, pemerintah melalui BUMN dan swasta nasional siap memfasilitasi calon investor asing yang hendak menanamkan investasinya di sektor kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

Dan yang paling penting, kata Bahlil, tujuan hilirisasi investasi dengan pendekatan energi baru terbarukan dan pengembangan industri hijau bisa terlaksana di Indonesia.

“Bagi kita memfasilitasi baik BUMN, swasta nasional maupun bekerjasama dengan asing, yang terpenting adalah roh hilirisasi jalan dengan pendekatan Energi baru terbarukan dan industri yang green, lingkungan ini tidak bisa kita main-main,” ujarnya. (BD)

BACA JUGA :  Bahlil Sebut Fahri Hamzah Akan Bergabung dengan Golkar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini