Nah Loh! Menko Polhukam Sebut Panji Gumilang Dulu Berinduk Pada Negara Islam Indonesia

0
64
Menko Polhukam Mahfud MD menjelaskan bahwa NII yang merupakan hasil operasi intelijen dan bentukan pemerintah waktu itu salah satu wilayahnya adalah Komandemen 9, yang sekarang dikenal sebagai Al-Zaytun. (foto: isitmewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Menko Polhukam Mahfud MD menyebut Pondok Pesantren Al-Zaytun yang dipimpin Panji Gumilang adalah hasil operasi intelijen untuk memecah sisa-sisa gerakan Darul Islam atau Negara Islam Indonesia (NII) yang dicetuskan oleh Kartosoewirjo.

Menurut Mahfud, di masa awal kemerdekaan Indonesia, banyak pejuang dari kalangan Islam yang merasa terpinggirkan dan tak tertampung dalam tata kelola pemerintahan. Hal itu merupakan imbas dari pendidikan politik warisan Pemerintah Hindia Belanda, yang cenderung diskriminatif. Kala itu, hanya kalangan Islam tertentu yang bisa masuk ke pemerintahan.

“Pejuang, anak-anak muda, dan tokoh Islam banyak yang tidak tertampung dalam tugas-tugas di pemerintahan negara baru. Kemudian banyak kalangan Islam yang memutuskan untuk kembali ke pesantren dan fokus dalam mendidik santrinya. Tapi ada juga yang marah karena tidak tertampung,” ungkap Mahfud dalam Halaqah Ulama Nasional di Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Rabu (12/7/2023).

Sebagian kalangan Islam yang saat itu merasa terpinggirkan dalam tata kelola negara, kata Mahfud, akhirnya kecewa dan marah. Salah satunya adalah Kartosoewirjo yang kemudian mendirikan Darul Islam atau NII.

BACA JUGA :  Tangani Berkas-Berkas Kasus Panji Gumilang, Kejagung Bakal Tunjuk Tim Jaksa

“Perjuangan yang dilakukan Kartosoewirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia sebenarnya terus berlanjut, masih ada ekornya sampai sekarang, hingga sekarang ada ribut-ribut soal Panji Gumilang. Jadi Panji Gumilang dulu induknya adalah Negara Islam Indonesia,” ungkap Mahfud.

Lebih lanjut, Mahfud menyebut NII sebagai organisasi tanpa bentuk dan gerakan bawah tanah. NII, kata Mahfud, memiliki struktur yang terdiri dari imam atau syekh yang memimpin, gubernur, menteri, bupati hingga camat.

Meski sudah ditumpas diberbagai tempat, kata Mahfud, tapi pemikiran Kartosoewirjo itu dipercaya masih hidup dan diteruskan oleh pengikut-pengikutnya. Akhirnya pemerintah, melalui operasi intelijen, menggalang gerakan untuk melemahkan NII, yakni dengan cara dipecah, mengadu NII versus NII.

“Nah, NII itu diketahui oleh pemerintah, sehingga pada awal tahun 1970-an, NII oleh pemerintah dipecah, diadu, yang satunya untuk melawan yang lain. Itu operasi yang dilakukan oleh Ali Moertopo,” papar Mahfud.

“Memang begitu dulunya, dulu ada komando jihad, ada orang dipancing untuk berkumpul lalu disuruh membuat resolusi, disuruh buat pernyataan keras, setelah itu ditangkap lalu dicitrakan ada komando jihad yang sama dengan NII sebelumnya. Saya dengar dari sumbernya langsung,” Mahfud menambahkan.

BACA JUGA :  Benyamin Davnie Bisa Kena Sanksi Jika Tak Dukung Andra Soni

Selain itu, Mahfud juga menjelaskan bahwa NII yang merupakan hasil operasi intelijen dan bentukan pemerintah waktu itu salah satu wilayahnya adalah Komandemen 9, yang sekarang dikenal sebagai Al-Zaytun.

“Mengadu NII dengan NII itu kalau pakai [terminologi] salawatnya orang NU itu sama dengan [makna] Salawat Asyghil. Wa asyghilid zolimin bid zolimin. NII diadu dengan NII, maka NII akan hancur sendiri, kira kira begitu,” tutur Mahfud.

Mahfud melanjutkan, sesudah merasa NII nyaman dan aman dengan pemerintah, Panji gumilang kemudian memisahkan diri, lalu menampilkan sosok Al-Zaytun seperti yang ada sekarang. “Di balik inilah latar belakang sejarahnya dan pengikut-pengikutnya itu masih banyak,” ungkap Mahfud.

Pada kesempatan terpisah, Panji Gumilang telah membantah anggapan bahwa dirinya adalah tokoh penting pengganti Kartosuwiryo dalam NII dan mengembangkannya melalui Al-Zaytun.

Panji menjelaskan bahwa Al-Zaytun berdiri sejak tahun 1999 dengan konsentrasi pada ekonomi pendidikan-pendidikan ekonomi yang berdasar Al-Zaytun pusat pendidikan, pengembangan budaya toleransi dan perdamaian. Hal itu telah berjalan selama 25 tahun.

BACA JUGA :  Megawati dan Jokowi Meeting di Batutulis, PDIP: Tak Ada Kaitan dengan Deklarasi NasDem

“25 tahun ke depan ditambah menuju masyarakat sehat, cerdas, manusiawi. Praktiknya sesuai enggak? Ada toleransi enggak Al-Zaytun? Katakanlah ingin satu orang Panji Gumilang ada toleransi tidak, suka damai tidak,” kata Panji dalam program Rully Files yang ditayangkan di YouTube CNN Indonesia TV, Senin (10/7/2023). (ARH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini