RADAR TANGSEL RATAS – Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan meskipun WHO menyebut pandemi Covid-19 bukan lagi menjadi darurat kesehatan global, ia mengingatkan ancaman munculnya penyakit baru yang bisa kembali menjadi pandemi.
Tjandra membeberkan saat ini ada berbagai peningkatan kasus flu burung pada hewan di banyak negara. Bahkan sudah mulai ditemui kasus yang terjadi pada manusia.
“Termasuk di negara tetangga kita di Kamboja. Karena itulah mulai ada pertanyaan apakah Flu Burung akan menjadi kandidat pandemi sesudah Covid-19 ini atau tidak,” kata Tjandra melalui keterangan tertulis, Sabtu (12/8/2023).
Tjandra juga mengaku cukup bersyukur bahwa situasi yang terjadi pada manusia masih dapat terkendali. Meski demikian, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini menyebut
kasus flu burung pada hewan masih terus merebak.
Dan yang menjadi persoalan, flu burung yang seharusnya hanya menyasar pada unggas, kini di beberapa negara sudah mulai menyerang binatang menyusui. Artinya, hal ini juga turut meningkatkan potensi ancaman penularan terhadap manusia.
“Artinya meningkatkan potensi ancaman (belum tentu terjadi) penularan pada manusia pula tentunya,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus telah resmi mencabut status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global untuk Covid-19 pada Jumat (5/5/2023). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyambut hal ini dengan baik.
Indonesia sendiri sebelumnya sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi dengan berkonsultasi dengan WHO. Menurut WHO, persiapan Indonesia dipandang baik dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi.
“Kami mengucapkan terima kasih untuk seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah berjuang bersama sehingga penularan Covid-19 Indonesia dapat terkendali, dan saat ini kita bersama-sama menuju pengakhiran kondisi kedaruratan,” tutur Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam keterangan resminya.
“Kami telah berkonsultasi dengan Dirjen WHO dan tim WHO baik di Jenewa dan Jakarta untuk Indonesia mempersiapkan transisi pandemi beberapa waktu lalu sebelum pencabutan status PHEIC diumumkan WHO,” Syahril menambahkan. (ARH)