RADAR TANGSEL RATAS – Perubahan mengejutkan terjadi di Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan. Dikabarkan, duet Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang terbongkar, berpotensi mengubah peta dukungan terhadap Anies Baswedan.
Seperti yang sudah diketahui, Koalisi Perubahan diinisiasi oleh NasDem, PKS, dan Demokrat. Koalisi ini sepakat meresmikan nama dalam jumpa pers di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).
Tokoh-tokoh yang mewakili ketiga partai tersebut hadir langsung dalam peresmian nama. Mereka juga menandatangani piagam Koalisi Perubahan beserta enam poinnya. Keenam poin itu yakni:
1. Membentuk koalisi dengan nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan;
2. Mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024-2029;
3. Memberi mandat kepada calon presiden untuk memilih calon pasangannya;
4. Memberikan keleluasaan kepada calon presiden untuk berkomunikasi dengan partai politik lainnya dalam rangka memperluas basis dukungan;
5. Membentuk sekretariat yang merupakan kelanjutan dari tim persiapan atau tim kecil;
6. Pada waktunya mengumumkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, Anies tak kunjung mengumumkan cawapresnya. Demokrat pun mendesak Anies untuk mengumumkan cawapresnya. Ketua Bappilu Andi Arief bahkan sempat menyinggung soal ‘pengkhianat’ di koalisi Anies melalui cuitannya pada Selasa (22/8/2023).
Kemudian, tiba-tiba saja muncul kabar mengejutkan pada Kamis (31/8/2023). Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya menyebut Ketum NasDem Surya Paloh telah menetapkan Anies Baswedan berpasangan dengan Cak Imin.
“Namun demikian, sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. Di tengah proses finalisasi kerja parpol koalisi bersama capres Anies dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan,” kata Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
“Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” ungkap Riefky.
Riefky menuturkan, Anies dipanggil pada malam itu oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan tersebut. Meski demikian, Riefky menyebut Anies hanya mengutus Sudirman, juru bicaranya, untuk menyampaikan keputusan penting tersebut kepada Demokrat dan PKS.
“Malam itu juga, capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu. Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” ungkap Riefky
Menurut Riefky, rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol.
“Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” tutur Riefky.
Partai Demokrat juga telah mengonfirmasi Anies Baswedan soal duet dengan Cak Imin tadi. Anies pun membenarkan kabar tersebut sehingga Demokrat mengaku seperti dipaksa menerima duet Anies-Cak Imin.
Dan kabarnya, hari ini, Jumat (1/9/2023), Demokrat menggelar rapat Majelis Tinggi yang dipimpin oleh ketuanya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebagai Ketua Majelis Tinggi, SBY mengumpulkan anggotanya dan rapat tersebut diperluas ke tingkatan Dewan Pengurus Pusat (DPP). (ARH)