Harga Beras Masih Mahal, Perpadi DKI Jakarta: Itu Akibat El Nino dan Banyaknya Permintaan Para Caleg

0
166
Perpadi DKI Jakarta menjelaskan bahwa mahalnya harga beras di antaranya karena faktor El Nino dan adanya permintaan yang tinggi dari paca caleg untuk dibagikan kepada konstituen di daerah pemilihannya. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Dalam beberapa waktu terakhir, harga beras yang terus melonjak akhirnya menimbulkan kecurigaan adanya permainan spekulan, seperti penimbunan. Meski demikian, Polisi menyatakan bahwa hingga kini belum menemukan adanya permainan spekulan atau pihak yang mencari keuntungan besar dalam rantai pasok beras.

“Sampai saat ini belum ada temuan yang kita temukan terkait dengan distribusi bahan bahan pokok dalam hal ini beras,” ungkap Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Victor Inkiriwang, kepada waetawan di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2/2024).

AKBP Victor lalu menjelaskan bahwa pihaknya selaku Satgas Pangan mengklaim telah mengawasi dan mengamankan agar bahan pokok, khususnya beras, dapat diterima sesuai dengan ketentuan masyarakat. Dengan demikian, kata dia, jika ada permainan spekulan dalam rantai pasok bisa terpantau.

“Kami fokus mengawasi, kemudian fokus untuk mengamankan, kemudian memastikan jalannya rantai distribusi bahan bahan pokok dalam hal ini beras itu dapat terdistribusi semuanya dari hulu sampai ke hilir,” ujar Victor.

Para juragan beras di Cipinang juga menyebut tidak ada pihak yang menahan stok beras ke pasaran sehingga membuat harga melambung. Bahkan Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) DKI Jakarta, Nellis Soekidi, menuturkan bahwa mahalnya harga beras di antaranya karena faktor El Nino.

BACA JUGA :  RS Terbesar di Indonesia Timur Akhirnya Diresmikan, Jokowi: Anggaran Pembangunannya Rp 420 Miliar!

“Nggak menahan stok. Memang faktor utamanya adalah El Nino. Biasanya petani bulan November menanam, tapi karena mundur-mundur akhirnya yang biasanya Desember-Januari panen, akhirnya panen mundur,” papar Nellis.

Nellis juga menceritakan bahwa penyebab lain atas kenaikan harga beras adalah karena tingginya permintaan dari calon legislatif. Kata Nellis, para caleg memesan banyak beras untuk dibagikan kepada konstituen di daerah pemilihannya.

“Faktor utama El Nino, apalagi negara kita punya hajat pemilu, banyak orang baik hati, Caleg itu beli beras untuk diberikan ke konstituen, itu ikut memicu harga naik. Dengan harga agak tinggi, ditambah kebutuhan agak meningkat, otomatis hukum ekonomi jalan,” ungkap Nellis.

Kabarnya, untuk menekan harga, Perum Bulog sudah mengimpor 500 ribu ton beras di awal tahun ini. Beras impor lainnya pun masih dalam proses kedatangan ke RI. Stok tersebut diharapkan cukup untuk memenuhi permintaan jelang Ramadan dan Idul Fitri.

“Stok kita intinya untuk seluruh penugasan dari pemerintah baik SPHP bansos pemenuhan padi komersial benar-benar kita penuhi dari apa yg bisa kita dapat berasnya baik dari dalam dan luar negeri. Nggak ada hubungannya itu,” tutur Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita kepada wartawan, Rabu (28/2/2024). (ARH)

BACA JUGA :  Usulan Nama 'Koalisi PBNU' untuk Pendukung Pasangan Anies - Cak Imin Tuai Banyak Penolakan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini