RADAR TANGSEL RATAS – China kembali menghadapi bencana baru. Negara yang dijuluki Negeri Tirai Bambu itu kini mengalami kekeringan dan gelombang panas akibat kemarau yang berkepanjangan. Bahkan saking panasnya suhu di sana, sampai-sampai Sungai Yatze pun dibuat mengering.
Mengeringnya Sungai Yangtze membawa masalah baru bagi China. Pasalnya, menurut Kementerian Sumber Daya Air China, Sungai Yangtze sangat berperan penting bagi warga di desa-desa yang dilintasinya. Selain untuk air minum, air Sungai Yangtze juga sangat dibutuhkan bagi hewan-hewan ternak dan tanaman penduduk setempat.
Kondisi tersebut akhirnya mendorong pemerintah China memodifikasi cuaca agar banyak curah hujan turun di sekitar Sungai Yangtze. Beberapa daerah menerapkan program tersebut, tapi dengan tutupan awan yang terlalu tipis.
Di Provinsi Hubei misalnya, otoritas mengumumkan akan menggunakan batang iodida perak untuk menginduksi curah hujan. Wilayah itu termasuk yang terdampak masalah kekeringan kali ini.
Berdasarkan laporan Departemen Manajemen Darurat setempat, sekitar 4,2 juta warga Hubei tedampak kekeringan parah sejak bulan Juni lalu. Ada lebih dari 150 ribu orang kesulitan mengakses air minum, dan 400 ribu hektar tanaman rusak.
Pemerintah pusat sendiri diketahui pula mengerahkan dana bantuan guna mengatasi bencana tersebut. Akan ada 300 juta yuan sebagai bantuan bencana sebagaimana yang dijelaskan oleh Kementerian Keuangan China.
Kementerian Sumber Daya Air China mendesak otoritas daerah untuk lebih akurat lagi melakukan asesmen pada wilayah yang terdampak kekeringan dan menyarankan rencana untuk menjaga pasokan air. Termasuk pengiriman air sementara, membangun sumber baru dan memperpanjang jaringan pipa.
Juga, untuk meningkatkan pasokan hilir, Kementerian Sumber Daya Air akan memaksimalkan fungsi Bendungan Tiga Ngarai (proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di China) agar debit airnya bisa mencapai 500 juta meter kubik selama 10 hari ke depan.
Perlu diketahui, Sungai Yangtze merupakan sungai terpanjang di Cina dan Asia. Sungai ini juga menjadi yang terpanjang ketiga di dunia dengan 6.300 km dan melintasi 10 provinsi di China.
Lembah sungainya membentang kira-kira sejauh 3.200 km dari barat ke timur dan lebih dari 1.000 km dari utara ke selatan. Sungai ini bersumber dari Tibet dan bermuara di Laut China Timur (LCT).
Sementara itu, peringatan tertinggi “waspada merah” gelombang panas dikeluarkan China di 138 kota dan kabupaten pada hari Rabu (17/8). Badan Meteorologi juga menempatkan 373 kota dan kabupaten dalam peringatan “oranye” atau tertinggi kedua.
Suhu tinggi diperkirakan akan terus terjadi pada cekungan Sichuan dan sebagian besar China tengah. Hal ini akan sampai 26 Agustus mendatang.
Pada hari Senin lalu, CNN International mencatat gelombang panas di China terjadi selama 64 hari. Ini menjadi kejadian terpanjang selama lebih enam dekade, yang dicatat mulai tahun 1961.
“Gelombang panas kali ini berkepanjangan, cakupannya luas dan ekstrem kuat. Gelombang panas di China akan terus berlanjut dan intensitasnya akan meningkat,” kata petugas Pusat Iklim Nasional China. (BD)