RADAR TANGSEL RATAS – Industri otomotif saat ini menjadi sektor andalan untuk mewujudkan Industri 4.0 dengan semakin gencarnya permintaan kendaraan listrik. Pemerintah pun terus mendorong industri otomotif agar mendongkrak ekspor nasional dan menjadi produsen mobil terbesar di ASEAN.
Dikutip dari Detik.com (21/2/2023), Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan industri otomotif bakal kehadiran brand baru untuk memproduksi mobil listrik di Tanah Air.
“Saya pribadi sudah menerima beberapa calon investor untuk mobil dari Eropa, China, dan Jepang,” kata Taufiek saat diskusi yang digelar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) yang bertajuk “Net Zero Carbon, Tantangan dan Peluang Akselerasi Pasar Otomotif Indonesia” di arena IIMS 2023, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2023).
Lebih lanjut, Taufiek memastikan bahwa brand baru yang segera memproduksi mobilnya di Indonesia adalah dari Eropa. Tapi ia tidak menyebut secara spesifik merek apa yang bakal segera merealisasikan pabriknya itu.
“Kalau diomongin dulu nanti orangnya malah enggak ini,” kata dia, berdalih. “Tahun ini bangun, produksi tahun 2024. Brand Eropa, (produksi mobil) listrik semuanya,” Taufiek menambahkan.
Sejauh ini, merek Eropa yang bakal berinvestasi di Indonesia adalah Volkswagen (VW). Tapi perusahaan otomotif asal Jerman itu dikabarkan bakal membangun pabrik pengolahan nikel di Indonesia.
Menurut Taufiek, selain insentif, keberpihakan yang juga perlu diberikan pemerintah untuk program mobil listrik yakni kemudahan investasi dan regulasi yang memadai.
Saat ini, kata Taufiek, pemerintah sudah mendorong supaya pabrikan tertarik berinvestasi di Indonesia, salah satunya telah tertuang dalam Perpres 55 tahun 2019 dan peta jalan industri otomotif nasional secara keseluruhan.
Peta jalan ini juga tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).
Dalam beleid tersebut, pemerintah menargetkan 20% dari total unit kendaraan roda empat atau lebih merupakan low carbon emission vehicle (LCEV) pada 2025, termasuk KBLBB.
“Secara roadmap paling tidak ada 20 persen kendaraan listrik ada di Indonesia tahun 2025, nanti sekitar 400 ribu untuk mobil listrik, tahun 2030 jadi 600 ribu,” kata Taufiek. “Untuk roda duanya, 20 persen sekitar 1,75 juta itu tahun 2025,” ia menambahkan. (BD)