Soal Pernyataan Jokowi, “Demokrat Sering ke Istana, tapi Maunya Malam Hari”, Anak Buah AHY Berikan Tanggapan Menohok

0
66

RADAR TANGSEL RATAS – Soal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan, “Demokrat sering ke Istana. PKS juga ke Istana, tetapi maunya malam”, anak buah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan pernyataan yang menohok. Pernyataan Jokowi itu sendiri diungkapkan saat pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 29 Mei 2023.

Adalah Sekjen DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya yang menanggapi pernyataan Jokowi secara menohok tersebut. Kata Teuku Riefky, selama 3,5 tahun terakhir ini, Ketua Umum AHY hanya pernah satu kali bertemu Jokowi, yaitu tanggal 9 Maret 2021 (sekitar 2 tahun lalu).

Pertemuan Atas Permintaan Istana

Ditandaskan Teuku Riefky, pertemuan itu atas permintaan pihak Istana..”Dan, tempat yang dipilih adalah Istana Bogor. Waktu yang ditentukan adalah malam hari. Jadi waktu pertemuan yang malam hari itu juga bukan atas permintaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Namun, sebagaimana sikap Bapak SBY yang menghormati Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara, demikian juga sikap Ketua Umum AHY,” cetus Sekjen DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, kepada wartawan, Rabu, di Jakarta, 31 Mei 2023.

BACA JUGA :  Airlangga Hartarto Kuasai Suara Mayoritas Musra Relawan Jokowi di Banten-Papua Barat

Pertemuan untuk Klarifikasi Manuver Moeldoko

Anak buah AHY itu menegaskan, pertemuan yang dilakukan SBY dengan Presiden itu terkait klarifikasi atas apa yang dilakukan Kepala Staf Presiden, Moeldoko. Yakni, lanjutnya, tentang gerakan untuk mengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.

“Waktu itu, Bapak SBY menjawab bahwa yang paling tepat untuk mendengarkan penjelasan Presiden Joko Widodo adalah Ketua Umum AHY. Singkat kata, AHY diundang untuk hadir di Istana Bogor tanggal 9 Maret 2021 malam hari,” sebut Teuku Riefky.

Jokowi Mengaku tidak Tahu Soal Manuver Moeldoko

Dari pertemuan AHY di Istana Bogor malam itu, sambungnya, Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Mensesneg Pratikno menjelaskan bahwa beliau tidak tahu-menahu dengan apa yang dilakukan oleh KSP Moeldoko untuk mengambilalih Partai Demokrat. “Begitulah pengakuan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Ketua Umum AHY. Sudah sangat jelas, 4 kali pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan tokoh Partai Demokrat, Bapak SBY dan Ketum AHY terjadi 2 – 3 tahun yang lalu. Pertemuan-pertemuan itu bukan yang sering digambarkan oleh publik sebagai pertemuan politik yang lazim dilakukan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai politik pendukung pemerintah,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Zarubezhneft 'Cabut' dari Blok Tuna, Lima Investor Antre Ingin Jadi Penggantinya

Pertemuan Tokoh Bangsa

Sementara itu, terpisah, Sekretaris DPD PD DKI Jakarta, Desie Christiyana Sari mengungkapkan, pertemuan Jokowi dan SBY harus diartikan sebagai pertemuan tokoh bangsa. “Saya kira tidak perlu ada penilaian yang terlalu ekstrim dengan pertemuan itu. Kalau pun ada pertemuan, penjadwalan atas inisiatif Presiden Jokowi. Malah yang saya dengar pertemuan Jokowi dan SBY di acara yang sifatnya seremonial kok,” ucao anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta itu.

Srikandi Demokrat yang merupakan perempuan satu-satunya menjadi ketua fraksi di DPRD DKI itu menambahkan, sebagai mantan kepala negara, sikap SBY sangat hormat pada kepala negara yang sedang menjabat. Sikap mantan presiden dua periode itu, kata dia layak menjadi contoh tokoh nasional lainnya.

“Bapak SBY menghormati Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara yang sedang mengemban amanah saat ini,” pungkas anggota DPRD DKI Jakarta Dapil Jakarta Pusat itu. (AGS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini