Situasi di Prancis Makin Tak Karuan, 2.500 Bangunan Terbakar dan Terjadi Penjarahan

0
103
Akibat kericuhan yang semakin meluas, Otoritas Prancis mengerahkan puluhan ribu polisi yang didukung oleh kendaraan lapis baja ringan untuk mengatasi aksi-aksi protes selama empat malam berturut-turut. Pada Minggu (2/7/2023), unit-unit polisi dan pasukan keamanan lainnya menyebar ke seluruh negeri untuk memadamkan kerusuhan. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Presiden Prancis Emmanuel Macron membatalkan kunjungannya ke Jerman buntut atas situasi panas di sejumlah kota. Kementerian Dalam Negeri Prancis menyampaikan total sebanyak 2.400 orang diamankan.

Seperti yang dikutip CBS News, Minggu (2/7/2023), kerusuhan di Prancis terjadi empat hari berturut-turut. Massa melakukan penjarahan di beberapa wilayah Prancis.

Dilaporkan, kerusuhan yang meluas ini dipicu atas dugaan remaja 17 tahun tewas ditembak oleh Polisi setempat. 4.500 personel polisi belum bisa meredam amarah massa. Dilaporkan sebanyak 2.500 bangunan terbakar dan terjadi penjarahan.

Akibat kericuhan yang semakin meluas, Otoritas Prancis mengerahkan puluhan ribu polisi yang didukung oleh kendaraan lapis baja ringan untuk mengatasi aksi-aksi protes selama empat malam berturut-turut. Pada Minggu (2/7/2023), unit-unit polisi dan pasukan keamanan lainnya menyebar ke seluruh negeri untuk memadamkan kerusuhan.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menyatakan 200 polisi anti huru hara akan dikerahkan di kota pelabuhan Marseille. Massa turun ke jalan-jalan kota besar dan kecil, lalu bentrok dengan polisi. Macron pun mengimbau orang tua untuk menjaga anak-anak di rumah. Hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter-nya, Sabtu malam (1/7/2023).

BACA JUGA :  Menteri Bahlil Sebut Pembangunan IKN Adalah Perintah Undang-Undang, Pengganti Jokowi Wajib Lanjutkan Proyek IKN!

Tak ayal, kerusuhan itu berdampak pada rencana kunjungan Macron ke Jerman. Semula, Macron dijadwalkan terbang ke Jerman pada Minggu malam untuk berkunjung ke Berlin dan dua kota Jerman lainnya.

Kantor Kepresidenan Jerman mengumumkan bahwa pada Sabtu lalu Macron meminta penundaan kunjungannya. Padahal rencana kunjungan tersebut adalah yang pertama kali bakal dilakukan seorang presiden Prancis dalam 23 tahun terakhir.

Sementara itu, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Paris mengimbau warga negara Indonesia (WNI) tetap waspada terhadap kerusuhan yang terjadi. Imbauan itu disampaikan lewat akun Instagram resmi KBRI @indonesiainparis pada Sabtu (1/7).

“WNI di Prancis agar tetap waspada dan terus pantau informasi melalui saluran resmi Pemerintah Prancis, serta menghindari lokasi protes,” tulis pihak KBRI

Dalam kondisi darurat, WNI dapat menghubungi nomor telepon Pelindungan di nomor +33 6 21 12 21 09.

Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada WNI yang terdampak atau terlibat dalam kerusuhan di Prancis beberapa hari terakhir. “Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang terdampak atau terlibat kerusuhan tersebut,” keterangan resmi KBRI Paris, Jumat (30/6). (ARH)

BACA JUGA :  Anies Resmikan 33 Tower dan 7.421 Unit Rusunawa Jakhabitat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini