Bawaslu Usul Pilkada Serentak 2024 Ditunda, Ketua KPU Hasyim Asy’ari Belum Tahu Alasannya

0
183
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengusulkan agar Pilkada Serentak 2024 ditunda, karena ada sejumlah masalah dalam penyelenggaraan pilkada karena berdekatan dengan pergantian presiden dan DPR. Masalah itu terdiri dari pemutakhiran data pemilih, pengadaan dan distribusi logistik pemilu seperti surat suara, serta beban kerja penyelenggara pemilu yang terlalu tinggi. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengaku tidak tahu dasar usulan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang meminta penundaan penyelenggaraan pilkada serentak tahun 2024.

Hal tersebut disampaikan Hasyim sebagai respons atas usulan Ketua Bawaslu Rahmat Bagja untuk menunda gelaran Pilkada Serentak di tahun depan.

“Aku belum tahu dasarnya dia (Bawaslu) apa? Kalau kami penginnya lebih cepat lebih baik, coblos itu di September,” ujar Hasyim di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2023).

Menurut Hasyim, dirinya belum mendengar langsung usulan Bawaslu tersebut. Tapi, ia menilai pilkada lebih baik dilakukan tepat waktu. “Kalau kami kan lebih baik maju. Coblos saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengusulkan pembahasan agar Pilkada Serentak 2024 ditunda. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Kementerian dan Lembaga Negara yang diselenggarakan Kantor Staf Presiden (KSP) pada Rabu (12/7/2023).

Bagja menuturkan ada sejumlah masalah dalam penyelenggaraan pilkada karena berdekatan dengan pergantian presiden dan DPR. Masalah itu terdiri dari pemutakhiran data pemilih, pengadaan dan distribusi logistik pemilu seperti surat suara, serta beban kerja penyelenggara pemilu yang terlalu tinggi.

BACA JUGA :  Aturan KPU Dinilai Telah Membuka Celah Bagi Eks Napi Korupsi untuk Maju Caleg, Ketua KPU Buka Suara

“Kami khawatir sebenarnya Pemilihan 2024 ini karena pemungutan suara pada November 2024, yang mana Oktober baru pelantikan presiden baru, tentu dengan menteri dan pejabat yang mungkin berganti,” kata Bagja, dikutip dari keterangannya, Kamis (13/7/2023).

Karena itulah Bagja mengusulkan adanya pembahasan mengenai opsi penundaan pilkada serentak. “Kami mengusulkan sebaiknya membahas opsi penundaan pemilihan (pilkada) karena ini pertama kali serentak,” ucap Bagja.

Selain itu, kata Bagja, pada pelaksanaan pilkada di Makassar sebelumnya ada gangguan kemanan sehingga memerlukan pengerahasan dari kepolisian sekitar.

“Kalau Pilkada 2024, tentu sulit karena setiap daerah siaga yang menggelar pemilihan serupa,” ungkap Bagja. (ARH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini