RADAR TANGSEL RATAS – Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diprediksi memiliki total aset hingga Rp 9.000 triliun atau sekitar 53 persen produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2021 lalu. Hal itu disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (8/8).
“Kementerian BUMN memprediksi total aset BUMN telah mencapai sekitar Rp 9.000 triliun di tahun 2021 atau sekitar 53 persen dari PDB. BUMN yang sehat membantu mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berbasis adil dan makmur. Masyarakat yang makmur mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Menurut Erick, total aset tersebut menunjukkan peranan BUMN yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dengan kontribusi hingga sepertiga dari perekonomian Indonesia, kata Erick, BUMN bisa terus mendukung ketahanan perekonomian Indonesia sebagai motor pemulihan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Dengan basis ekonomi kerakyatan dan juga fungsi BUMN sebagai agent of development (agen pembangunan), BUMN tetap menjalankan proyek-proyek pembangunan yang menciptakan lapangan kerja di tengah pandemi COVID-19,” ungkapnya.
Erick juga mengatakan bahwa BUMN banyak berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja di sejumlah proyek-proyek besar. Misalnya proyek peningkatan kilang atau refinery development master plan (RDMP) Balikpapan yang diperkirakan menyerap 19.000 tenaga kerja, ataupun proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang diperkirakan menyerap 10.000 tenaga kerja.
Proyek-proyek lainnya yakni proyek melter tembaga Freeport Gresik yang menyerap hingga 40.000 tenaga kerja, dan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) oleh Hutama Karya yang mencatatkan penyerapan hingga 200.000 tenaga kerja.
Lalu ada pula pembangunan KEK Mandalika di mana InJourney selaku pusat (core) dari penyelenggaraan event internasional MotoGP mampu menyerap 4.500 tenaga kerja lokal, dan berhasil memastikan bahwa masyarakat sekitar turut terlibat sejak pembangunan hingga penyelenggaraan event internasional MotoGP dan WSBK.
“Selain itu, BUMN juga membuka kesempatan berusaha dan mendorong bisnis UMKM, antara lain dengan pengembangan Pelabuhan Benoa sebagai Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), dan pengembangan Bakauheni Harbour City (HBC) yang dikonsep 100 persen untuk menyokong perekonomian lokal di kawasan sekitarnya,” papar Erick.
Tak hanya itu, Erick menambahkan, PT Permodalan Nasional Modal (persero) atau PNM juga memiliki Program Mekaar sebagai fasilitas untuk pemberdayaan UMKM Perempuan yang telah mampu menciptakan setidaknya 12,7 juta lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu pada tahun 2021 di berbagai wilayah dan akan terus didorong hingga mencapai 20 juta nasabah pada tahun 2024.
Ada pula Pupuk Indonesia melalui Program Makmur, yang merupakan pendampingan budidaya tani melalui ekosistem yang terintegrasi untuk pemberdayaan petani. Proyek ini telah mencapai 148.127 hektare (Ha) lahan bersama 117.995 petani.
“BUMN punya andil dalam menjaga daya beli masyarakat dengan memberikan lapangan kerja, serta berperan dalam memastikan pelayanan masyarakat tetap terjaga dalam masa krisis,” imbuhnya.
Erick lalu menegaskan bahwa BUMN sebagai penopang perekonomian Indonesia, berkomitmen melanjutkan berbagai program untuk mendukung pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Saya berharap momentum pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2022 sebesar 5,44 persen dapat terus terjaga hingga akhir tahun,’’ pungkasnya. (BD)