RADAR TANGSEL RATAS – Pelabuhan Kali Adem di Muara Angke, Jakarta Utara memang megah. Tetapi sayangnya, pelabuhan yang didesain sangat bagus dan bertaraf internasional itu belum dapat mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat Kepulauan Seribu.
Demikian diungkapkan Ketua DPD II Partai Golkar Kepulauan Seribu, Wahyu Hidayat. “Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke (memang) megah. Tapi, enggak menyelesaikan masalah masyarakat Pulau Seribu di tengah meningkatnya harga-harga sekarang ini dan pendapatan yang menurun,” ujarnya saat dihubungi awak redaksi Kantor Berita RADAR TANGSEL ratas.id, Senin (5/9/2022).
Kata Wahyu, pendapatan masyarakat menurun akibat terkena dampak pandemi Covid 19 yang hampir dua tahun melanda Indonesia. “Dan tentunya berdampak dengan kondisi ekonomi masyarakat khususnya warga Pulau Seribu yang notabene bergerak di sektor wisata dan nelayan,” paparnya.
Nah, terkait dengan hal tersebut, Wahyu yang merupakan warga Kepulauan Seribu itu ingin menyampaikan beberapa hal. “Yang tentu hal ini menjadi aspirasi warga masyarakat Pulau Seribu terkait keberadaan pelabuhan Kali Adem dan manfaatnya untuk masyarakat. Kami menilai, keberadaan pelabuhan Kali Adem masih sangat jauh dari harapan masyarakat Pulau Seribu. Manfaatnya belum sangat dirasakan oleh masyarakat Pulau Seribu,” tandasnya.
Yaitu, lanjut Wahyu, baik dari fasilitas kapal angkut itu sendiri maupun lainnya. “Kami amati, fasilitas kapal angkut saat ini sebagian sudah tidak layak jalan. Dan, kondisi unit yang ada masih kurang yang tentunya harus dipikirkan oleh Pemda DKI, terutama Disnas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta. Makanya, kami ingin melaporkan hal ini pada Pak Gubernur Anies,” tegasnya.
Selain itu, dalam hal ini, tokoh masyarakat Pulau Seribu tersebut juga ingin menyampaikan terkait kebijakan dalam pengelolaan pelabuhan Kali Adem. “Menurut saya, pengelolaan pelabuhan Kali Adem itu tidak berpihak kepada masyarakat dalam hal angkutan barang. Karena, model pelabuhan yang ada sekarang itu sangat sangat jauh dari apa yang diharapkan masyarakat Pulau Seribu. Mengapa demikian? Karena, belum bisa mempermudah akses masyarakat dalam hal bongkar muat barang. Kita lihat saat ini, masyarakat Pulau Seribu harus mengeluarkan biaya dua kali lipat untuk sampai ke pulau. Harus bayar kapal, transportasi darat, kuli panggul, bongkar muat dan lain-lain,” cetusnya.
Apalagi, sambungnya, di tengah-tengah kondisi yang baru mulai bangkit dari pandemi Covid-19. “Dan, terlebih lagi, ke depan, kita akan dihadapkan lagi dengan kenaikan harga BBM yang tentunya akan diikuti juga naiknya harga-harga sembako yang ada. Masyarakat jadi makin menjerit dengan beban dan penderitaan yang ada. Maka dari itu, saya mengusulkan kepada pihak terkiat dalam hal ini otoritas pelabuhan Kali Adem agar bisa memberikan atau mempermudah akses masuk masyarakat Pulau Seribu dalam hal bongkar muat barang ke pelabuhan Kali Adem, Muara Angke. Tolong Dishub DKI Jakarta memikirkan serius hal ini. Jangan masyarakat sudah susah, sekarang, tambah susah lagi,” kritiknya.
Wahyu pun menegaskan lagi bahwa masyarakat sangat mengapresiasi model pelabuhan Kali Adem yang sangat megah, tapi harus mempunyai nilai manfaat yang lebih untuk masyarakat Pulau Seribu. “Kita sangat mengapresiasi model pelabuhan (Kali Adem) sekarang yang sudah bertarap internasional dengan fasilitas yang cukup lengkap, tapi harapan kami tetap skala prioritas masyarakat. Artinya, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Pulau Seribu juga harap bisa diperhatikan. Mengapa demikian? Karena, awal mula dibangunnya Pelabuhan Kali Adem ini, kan, untuk mempermudah akses masyarakat Pulau Seribu. Jadi, jangan dibalik-balik, ya. Untuk itu, mohon kiranya, Pak Gubernur Anies berkenan memperhatikan aspirasi kami,” pungkasnya. (AGS)
Tolong pak gubernur, permudah pengelolaan tiket kapal tradisional bisa dikelola oleh putera 2 kepulauan seribu,agar hasil penjualan tiket sebenar benarnya utk kesejahteraan warga kepulauan seribu pada umumnya dan warga sekitar di sekitar pelabuhan dapat bisa ikut bekerjasama dgn tujuan pembangunan sumberdaya manusianya, hasil penjualan tiket ditujukan utk dana kearifan lokal utk sosial kemasyarakatan
Izin meluapkan keresahan kami selama ini sebagai warga kepulauan seribu!!!!
Kami selaku penyedia layanan wisata dengan melibatkan local warga pulau seribu nya sendiri sangat keberatan dengan adanya penyedia layanan tiket yg cenderung memaksa dengan se enaknya menaikkan tarif kapal ferry sementara mereka hanya bermodalkan selembaran tiket dan unit transportasi maupun fasilitas semua milik kami warga pulau seribu nya sendiri,
dan mereka semata-mata cuma menguntungkan intern mereka sendiri, pd intinya mereka memaksa kami, mengintimadasi kami dengan menggerakkan orang2 yg bersikap premanisme, bahkan warga kami (ABK kapal ferry wisata pulau seribu) pernah sampai ada yg dipukul dan diancam agar mengikuti aturan mereka, sungguh sangat miris spertinya kami dijajah oleh saudara sebangsa sendiri, mohon pak Anies sebagai gubernur DKI JAKARTA permasalahan ini agar segera diatasi, agar kelangsungan dalam operasional wisata pulau seribu di Hari2 kami mendapatkan kenyamanan hati tanpa intimidasi dr mereka sebagai non local warga pulau seribu, kami hanya ingin tiket asuransi kembali dikelola oleh warga kami sendiri agar kami bs tetap sejahtera dengan menyalurkan dana sumbangan ke masjid, anak2 yatim, kaum duafa DLL.
Trims
Hormat Kami,
Warga kepulauan seribu jakarta.
Tolong pak gubernur, dengarkan keluh kesah kami, karna pelabuhan kaliadem bukan saja untuk penyebrangan khusus orang saja, tetapi juga sebagai penyebrangan barang2 kebutuhan pokok kami dipulau seribu, seperti sembako, barang2 elektronik, dan barang2 lainnya yang ukurannya besar2, seperti kasur, lemari bahkan motor darat pun sering dikirim lewat kapal tradisuonal, sehingga sangat menyulitkan kami untuk mengangkut dari pintu masuk hingga menuju kapal. Tolong sebelum dibangun dipikirkan terlebih dahulu mana khusus penumpang dan barang2, untuk jalur org sudah bagus, tp untuk jalur barang2 yang besar2 blm ada. Dan untuk loket tiket kapal tradisional mohon jangan di tempatkan ditempat diseberang gedung pintu masuk (dipojok tempat parkir) karna kami setelah menurunkan barang harus jalan lagi ke tempat parkiran yang lumayan jauh untuk membeli tiket, apa tidak bisa loket nya ditempatkan Deket di pintu masuk, karna kami liat masih banyak ruangan yang kosong dideket pintu masuk pelabuhan. Smoga pak gubernur mendengarkan curahan hati kami sebagai warga asli kepulauan seribu, smoga gedung kaliadem yang megah itu dapat tertata lebih baik lagi.
Wow, awesome weblog format! How long have you been running a blog for?
you make blogging glance easy. The overall look of your web site is wonderful, as neatly as the content material!
You can see similar here dobry sklep
It’s the best time to make a few plans for the longer term and it’s time to be happy.
I have read this post and if I may just I want to recommend
you some attention-grabbing things or advice.
Maybe you can write subsequent articles regarding this article.
I wish to read more issues about it! I saw similar here:
Dobry sklep
Good day! Do you know if they make any plugins to assist with Search
Engine Optimization? I’m trying to get my blog to rank for some targeted keywords but I’m not seeing
very good results. If you know of any please share.
Thanks! You can read similar blog here: Dobry sklep
It’s very interesting! If you need help, look here: ARA Agency