Putin Resmi Deklarasikan Empat Wilayah di Ukraina Menjadi Bagian dari Rusia

0
68
Presiden Vladimir Putin resmi mendeklarasikan empat wilayah di Ukraina menjadi bagian dari Rusia usai referendum pekan lalu. Ia menegaskan hal itu sesuai dengan pilihan warga yang menetap di empat wilayah tersebut. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Presiden Vladimir Putin resmi mendeklarasikan empat wilayah di Ukraina menjadi bagian dari Rusia usai referendum pekan lalu. Ia menegaskan hal itu sesuai dengan pilihan warga yang menetap di empat wilayah tersebut. Empat wilayah yang dimaksud adalah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

“Orang-orang telah membuat pilihan merdeka dalam referendum di wilayah Ukraina. Ada empat wilayah baru Rusia,” kata Putin dalam pidato resminya soal deklarasi itu.

Ia kemudian mengatakan bahwa pilihan orang untuk bergabung dengan Rusia berdasarkan sejarah. “Kami akan selalu mengingat mereka yang tak menanggung penjajahan neo Nazi di Ukraina pada 2014,” kata Putin, menambahkan.

Menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, setelah pendeklarasian, Putin akan memberikan pidato besar, kemudian bertemu dengan perwakilan pemerintah boneka Rusia di keempat wilayah yang menggelar referendum itu.

“Konser rock besar akan diadakan pada hari Jumat di Lapangan Merah Moskow, di mana sebuah tribun dengan layar video raksasa telah didirikan, dengan papan reklame bertuliskan “Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson – Rusia!” ungkap Peskov.

BACA JUGA :  Dilantik Jadi Wakapolri, Komjen Agus Andrianto Tegaskan Tidak Ada 'Matahari Kembar'

Perolehan suara dilaporkan telah selesai dihitung. Menurut lembaga jajak pendapat, sebanyak 93,11 persen pemilih di Zaporizhzhia menyatakan ingin bergabung dengan Rusia.

Begitu juga di Kherson, pihak berwenang mengatakan 98,42 persen ingin bergabung dengan Rusia. Sementara di Luhansk tercatat 98,42 persen, dan di Donetsk 99,23 persen pemilih bersedia wilayahnya digabungkan dengan Rusia.

Di sisi lain, Ukraina dan negara-negara Barat menyebut referendum yang dimaksud Putin adalah referendum palsu, yang dilakukan dengan todongan senjata. Washington dan Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi tambahan pada Rusia atas rencana tersebut.

Bahkan, beberapa sekutu tradisional Rusia yang dekat, seperti Serbia dan Kazakhstan, menyatakan tidak akan mengakui pencaplokan tersebut. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini