RADAR TANGSEL RATAS – Koordinator Subkomisi Pemajuan Hak Asasi Manusia Komnas HAM RI, Anis Hidayah, menyatakan sebanyak 325.477 warga negara Indonesia atau WNI berpotensi tidak memiliki kewarganegaraan atau stateless di Malaysia.
“Konjen (Konsulat Jenderal) Indonesia di Malaysia mencatat WNI yang berpotensi menjadi stateless di Sabah, Malaysia, sebanyak 151.979 orang WNI di Kinabalu dan 173.498 orang di Tawau; dengan total keseluruhan 325.477 orang,” ungkap Anis (18/12/2022), dikutip dari ANTARA.
Anis menjelaskan, Komnas HAM bersama dengan Human Rights Commission of Malaysia (SUHAKAM) dan Commission on Human Rights of the Philippines (CHRP) sepakat menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang permasalahan orang-orang yang kehilangan kewarganegaraan di Sabah, Malaysia pada 23 April 2019.
Selain itu, lanjut Anis, berdasarkan data Komnas HAM, Malaysia juga menjadi negara tertinggi yang diadukan terkait permasalahan pekerja migran Indonesia (PMI).
Atas dasar hal tersebut, Komnas HAM merekomendasikan Pemerintah Indonesia membentuk tim kerja khusus untuk menangani PMI dan anak-anak yang kehilangan kewarganegaraan tersebut.
Selain itu, Komnas HAM juga mendorong pemerintah untuk membangun kerja sama strategis dengan kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) terkait dalam menangani permasalahan PMI. “Serta menempatkan peran masyarakat sipil sebagai mitra kerja pemerintah dalam mengupayakan perlindungan PMI sesuai standar HAM,” Anis menambahkan.
Terkait dengan perayaan Hari Pekerja Migran ke-32 pada tahun ini, Anis mengingatkan tentang pentingnya upaya Pemerintah Indonesia, yang merupakan negara pengirim pekerja migran, untuk merefleksikan perlindungan terhadap PMI sebagai pahlawan devisa.
Hari Pekerja Migran Internasional diperingati setiap 18 Desember sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi International Convention on the Protection of All the Rights of Migrant Workers and Their Families 1990 atau Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya Tahun 1990.