RADAR TANGSEL RATAS – Kasus kematian keluarga di Bekasi akibat keracunan berujung pada sebuah fakta yang mencengangkan. Keluarga itu ternyata bukan keracunan, melainkan sengaja dibunuh oleh trio serial killer. Mereka adalah Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Ihin (60), dan M Dede Solehudin alias Dede (34).
Dikutip dari Kumparan.com (21/1/2023), Wowon adalah suami kedua dari salah satu korban tewas di Bekasi, Ai Maemunah (40). Wowon juga adalah ayah tiri dari dua korban tewas lainnya, yakni M. Ridwan Abdul Muiz (18) dan M. Ruswandi (15). Sebelum menikah dengan Ai, Wowon juga pernah menikah dengan ibu kandung Ai yang saat ini sudah meninggal.
Dalam menjalankan aksinya, Wowon dibantu oleh dua tersangka lainnya. Mereka bertiga sudah pernah membunuh setidaknya enam orang sebelumnya. Sehingga, total jumlah korban mereka mencapai sembilan orang.
Para korban keganasan Wowon Cs. yakni Ai Maemunah (istri siri Wowon/40 tahun), Ridwananak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama), dan Riswandi (anak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama). Ketiganya menjadi korban di Bekasi.
Sementara yang menjadi korban di Cianjur adalah Noneng (mertua Wowon), Wiwin (istri pertama Wowon, anak Noneng), Bayu (2 tahun), Farida (TKW), dan Halimah (istri siri Wowon, ibu Ai Maemunah).
Sedangkan korban di Garut adalah Siti. Ia merupakan TKW yang mayatnya sempat dibuang ke laut, lalu dikubur oleh warga di Garut.
Polda Metro Jaya dan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) sempat memeriksa ulang rumah Wowon dan Solihin di Desa Gunungsari dan Desa Kertajaya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat kemarin (20/1).
Setelah diperiksa lagi, polisi menemukan ada empat lubang yang digali kedua tersangka. Dua lubang, yang salah satunya digunakan untuk mengubur balita bernama Bayu, ditemukan di rumah Wowon. Satu lubang lagi adalah tempat mengubur dua korban bernama Wiwin dan Noneng, ditemukan di rumah Solihin.
Sedangkan satu lubang lainnya, yang digunakan untuk mengubur Farida, ditemukan di rumah kontrakan yang disewa Wowon dan Solihin. Keempatnya ditemukan di bagian belakang rumah.
“Kami kembali ke TKP bersama tim kolaborasi interprofesi dalam hal ini dari laboratorium forensik, kedokteran forensik. Kemudian hari ini juga dari psikologi forensik kembali akan mengecek ke TKP,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, saat menjelaskan soal kunjungan mereka ke lokasi.
Wowon Cs., sebelumnya mengaku ada satu korban lagi yang mereka bunuh. Korban tersebut sempat dibuang ke laut oleh para pelaku, tapi kemudian ditemukan oleh warga dan dimakamkan secara layak di Garut.
“Terkait dengan identitas yang dihanyutkan ke laut ya, itu atas nama Siti juga. Yang untuk Garut, ini juga perlu pendalaman melalui alat bukti pendukung administratif juga,” papar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, kepada wartawan, Jumat (20/1).
Polisi kini masih menyelidiki waktu dan tempat pembunuhan terhadap Siti. Selain itu, hubungan antara Siti dengan ketiga pelaku juga akan didalami.
Berdasarkan data Disdukcapil, Wowon ternyata sudah menikah enam kali. Keenam istrinya itu tinggal di lokasi yang berbeda-beda. Ironisnya, tiga dari enam istrinya itu tewas di tangan Wowon. Mereka adalah Wiwin, Halimah, dan Ai Maemunah. Sedangkan tiga istrinya yang lain adalah Ende, Heni, dan Iis.
Meski demikian, polisi saat ini masih mendalami data dari Disdukcapil tersebut. Penyidik juga masih terus mengembangkan data soal sosok pelaku, termasuk dengan mendalami keterangan kepala desa setempat.
Entah mengapa, Wowon sudah menyiapkan nisan kayu untuk anak perempuannya yang masih hidup, Defi (14). Nisan itu disimpan Wowon di dalam rumahnya di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Defi merupakan anak pertama Wowon dengan istri keempatnya yang bernama Iis. Saat ini Defi dan Iis masih hidup dan tinggal di Cianjur.
Selain nisan, ditemukan juga lubang baru yang masih kosong berukuran 90 x 60 sentimeter dengan kedalaman sekitar 2 meter di salah satu ruangan gudang di dalam rumah Wowon. Lubang itu diduga akan digunakan untuk mengubur korban berikutnya.
Dalam menjalankan aksinya, Wowon Cs. menggunakan modus penggandaan uang. Mereka membujuk para korban untuk menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan. Jika ada korban yang menagih uangnya, mereka akan dibunuh.
Total, menurut catatan polisi, Wowon Cs. sudah mendapatkan sekitar Rp 1 miliar dari hasil kejahatan mereka. Uang itu kemudian ditampung di rekening Dede Solihudin, tapu kartu ATM-nya dipegang oleh Wowon.
Uang tersebut bukan datang sekali dalam jumlah besar. Uang di rekening itu masuk secara rutin setiap bulannya sejak April 2019. (BD)