RADAR TANGSEL RATAS – Kasus tewasnya Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang mayatnya ditemukan di sekitat rel kereta dekat Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, berbuntut panjang.
Seperti yang dilansir Liputan6.com (2/5/2023), pihak Keluarga Buddy meminta aparat kepolisian bertindak profesional dalam mengusut kasus meninggalnya AKBP Buddy yang diduga tertabrak kereta di Stasiun Jatinegara, Sabtu 29 April 2023.
“Kami keluarga berharap kepolisian profesional dan kami keluarga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada mekanisme kepolisian,” kata kakak sepupu Buddy, Fondel Towoliu, di Mapolres Metro Jaktim, Senin (1/5/2023).
Menurutnya, pihak keluarga merasa sangat terpukul atas meninggalnya Buddy karena semasa hidup korban merupakan sosok yang sangat dekat dengan keluarga besar dan memiliki hubungan baik.
Bahkan dalam segala kegiatan keluarga besar, Buddy selalu menyempatkan hadir, sehingga pihak keluarga merasa kehilangan atas sosok yang baru dua pekan menjabat Kasat Narkoba itu.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Timur yang telah mengurus jenazah hingga pengirimannya ke Manado,” ujar Fondel, dilansir dari Antara.
Sementara terkait keterangan kerabat korban, Cyprus A Tatali, yang menyebut korban sempat mendapat telepon dari seseorang tidak dikenal sebelum meninggal, pihak keluarga kini mencabut keterangan tersebut.
Karena berdasar hasil penyelidikan jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur dan Puslabfor Polri, tidak ditemukan jejak digital adanya orang misterius yang menghubungi korban.
Fondel menuturkan keterangan Cyprus tersebut disampaikan karena banyaknya informasi simpang siur atas meninggalnya Buddy, sementara proses penyelidikan masih berjalan.
“Mungkin karena saat itu terburu-buru, dengan berbagai simpang siur berita sehingga semuanya belum terkoordinasi. Sehingga mungkin pernyataan itu dapat kita cabut, begitu,” katanya.
Sebelumnya, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri memastikan tidak ada kandungan racun atau zat berbahaya pada jasad Buddy. Hal itu disampaikan Kabid Kimbiofor Puslabfor, Kombes Pol Wahyu Marsudi usai melakukan tim Puslabfor memeriksa sampel pelbagai organ tubuh korban secara mendalam.
Wahyu menerangkan, pihaknya mengambil sampel darah, hati, rambut hingga kuku guna mengetahui kandungan zat-zat yang di dalamnya.
“Setelah kita lakukan detail dan teliti dari keenam barang bukti yang kita telah terima ternyata kita dapatkan hasil untuk pestisida seluruhnya negatif, arsenik seluruhnya negatif, sianid seluruhnya negatif, alkohol negatif dan narkoba negatif,” kata Wahyu di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).
Wahyu kemudian menyimpulkan, berdasarkan enam barang bukti yang diterima, hasilnya tidak ditemukan kandungan zat berbahaya seperti alkohol, pestisida, arsenik maupun sianida.
“Dari sini kita berani menyimpulkan seluruh barang bukti yang kita terima dari penyidik terkait dari darah korban, urine, potongan hati, potongan rambut, swab kuku kanan dan kiri semuanya tidak terdeteksi adanya narkoba, alkohol, pestisida, sianida, arsenik. Jadi dari toksiologi sudah memastikan tidak tergantung material tersebut,” ujar dia.
Sementara itu, Dokter spesialis Forensik Runah Sakit Polri Asri Megaratri Pralebda menambahkan, pihaknya turut memeriksa luka-luka yang ada pada tubuh korban. Menurut dia, banyak luka-luka lecet, luka-luka memar kemudian ada juga organ-organ dalam yang robek.
Asri memastikan, luka di tubuh AKBP Buddy Alfrits akibat benturan dengan benda yang memiliki kecepatan tinggi.
“Kami menyimpulkan luka-luka yang terdapat pada tubuh jenazah itu disebabkan oleh kekerasan tumpul di mana kekerasan tumpul itu akibat dari benturan benda yang memiliki kecepatan tinggi,” ungkapnya. (BD)