Aduh! Perang Hamas Vs Israel Berpotensi Ganggu Harga BBM, Jokowi: Harga Pertalite Bisa Naik

0
141
Presiden Jokowi menuturkan, harga BBM Indonesia berpotensi ikut terkerek naik sebagai imbas dari perang Kelompok Hamas vs Israel. Tak hanya BBM nonsubsidi seperti Pertamax cs, tapi juga Pertalite yang disubsidi pemerintah. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, apalagi sejak berlangsungnya perang antara Kelompok Hamas dengan Israel. Hal itu, kata Jokowi, berpotensi menyebabkan harga BBM dunia naik.

Jokowi menuturkan, harga BBM Indonesia berpotensi ikut terkerek naik imbas dari kondisi geopolitik tersebut. Tak hanya BBM nonsubsidi seperti Pertamax cs, tapi juga bagi Pertalite yang disubsidi pemerintah.

“Ini nanti harga energi bisa naik gara-gara perang Palestina-Israel. Artinya bensin. Pertamax, Pertalite, saya tidak ingin menakut-nakuti tapi bisa saja (naik). Karena kalau perang nggak selesai pasti harga BBM global naik,” ungkap Jokowi, dalam sambutannya di Rakernas Projo di GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (14/10/2023).

Menurut Jokowi, tantangan yang dihadapi ke depan bukannya semakin mudah tapi justru malah semakin sulit. Tak hanya BBM, masalah geopolitik juga mempengaruhi harga pangan. Ditambah lagi dengan kondisi iklim. “Sangat nyata kita hadapi dan ada depan kita,” tuturnya.

Kemarin baru 3-4 bulan panas menyengat di seluruh dunia, sebagian besar, termasuk kita kena el nino. Bukan hanya panas, itu pengaruh ke pangan kita,” ia menambahkan.

BACA JUGA :  Pasca Penyataan Denny Indrayana Soal Bocoran Putusan MK, Saiful Huda Ems Desak Polri Tangkap SBY dan Denny 

Atas dasar itu, menurut Jokowi, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin masa depan yang pemberani dalam menghadapi segala tantangan berat ini. Ia juga menyebut negeri ini membutuhkan pemimpin yang tak banyak bicara, tapi lebih banyak kerjanya.

“Oleh sebab itu diperlukan pemimpin yang memiliki visi taktis, jelas, keberanian, berani mengambil resiko. Punya nyali berani menghadapi tekanan negara-negara besar. Jangan baru digugat di WTO saja sudah mundur. Jangan ditekan, diancem saja sudah mundur. Itu yang diperlukan pemimpin ke depan,” ujarnya.

Seperti yang diketahui bersama, perang Israel vs Hamas menimbulkan kekhawatiran dunia pada dampak besarnya terhadap ekonomi. Meski demikian, jika dibandingkan dengan kenaikan saat perang Rusia-Ukraina, imbas dari perang kali ini bisa dibilang masih lebih kecil. (ARH).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini