Sebut Situasi Indonesia Semakin Genting, Tom Lembong Dorong Reformasi di Sektor Hukum

0
109
Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Cak Imin, Thomas 'Tom' Lembong, menuturkan bahwa langkah awal untuk melakukan reformasi hukum di Indonesia yakni merevisi UU KPK dengan mengembalikannya ke UU di tahun 2002. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Beberapa waktu belakangan, nama Thomas Lembong atau Tom Lembong viral usai acara debat cawapres 2024 yang berlangsung pada Minggu malam (21/1/2024). Saat itu, Gibran Rakabumin Raka berkali-kali menyebut Thomas Lembong saat menanggapi atau bertanya ke Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Seperti diketahui bersama, Thomas ‘Tom’ Lembong merupakan Co-Captain Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Cak Imin untuk Pilpres 2024. Selama ini ia dikenal sebagai ekonom dan pernah menjabat sebagai menteri.

Dan kini Tom Lembong kembali menarik perhatian publik setelah ia menyebut situasi Indonesia semakin genting. Ia menyatakan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan reformasi hukum besar-besaran atau apa yang disebutnya sebagai big bang reform.

“Saya semakin berpikir bahwa situasi semakin genting. Kita perlu big bang, big bang reform karena dilema daripada reformasi hukum,” tutur Tom Lembong di Markas Timnas AMIN, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).

Menurut Tom Lembong, langkah awal untuk melakukan reformasi hukum di Indonesia yakni merevisi UU KPK. Kata dia, UU KPK harus kembali ke UU di tahun 2002. “Pertanyaannya kita mau mulai dari mana ya kan? Well, pertama yang paling simple kelihatannya dimulai dari KPK dan Pak Anies sudah secara publik akan merevisi UU revisi 2019,” ungkap Tom Lembong.

BACA JUGA :  Wayan Koster Minta Siswa-Siswi di Bali Stop Nonton Film Upin-Ipin, Memangnya Kenapa?

Ia juga menilai KPK harus dikembalikan kepada lembaga yang benar-benar independen dan tak lagi dikendalikan oleh penguasa.

“Sekali lagi saya harus disclaimer ini opini saya ya, kenapa kita tidak membatalkan sekalian kembali ke UU KPK 2002, mengembalikan KPK ke lembaga independen yang akuntabel, hanya kepada publik, tidak kepada presiden ya kan. Itu satu contoh, itu mungkin permulaan yang baik,” tuturnya.

“Saya semakin berpikir bahwa kita perlu reformasi besar-besaran apa mengkapitalisasi momentum politik untuk bener bener komprehensif bersih-bersih secara komprehensif,” tambah Tom Lembong.

Konsep ‘big bang reform’ itu, kata Tom Lembong, diperoleh setelah timnya berkampanye keliling mendengarkan dialog publik. “Setelah beberapa bulan berkampanye, keliling mendengarkan dari daerah, dari teman-teman Timnas, dari capres cawapres, saya liat dialog di publik dan saya melihat tren di publik ya ada kemungkinan kita akan terpaksa, istilah saya tadi, big bang reform, reformasi besar-besaran,” paparnya. (ARH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini