Beredar Imbauan Agar Turis-Turis Bali Jangan Minum Kopi Luwak, Memangnya Kenapa?

10
182
Kopi Luwak diproses dengan cara unik yang melibatkan hewan bernama luwak atau musang. Tak mengherankan bila harga kopi ini disebut mahal. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh pernyataan People for the Ethical Treatment of Animals atau Kelompok perlakuan Etis terhadap Satwa (PETA), tentang proses produksi kopi luwak. Mereka mengeluarkan imbauan sekaligus peringatan kepada wisatawan di Pulau Bali untuk tidak mengonsumsi kopi luwak.

Seperti yang dilansir CNBC International (9/3/2024), peringatan tersebut dikeluarkan PETA setelah tim penyelidiknya menunjukkan “rekaman rahasia” terkait bagaimana proses biji luwak diambil dari kotoran musang luak alias luwak. Berdasarkan video tersebut, proses produksi biji kopi luwak disebut “kejam”.

“Pemandu wisata di Bali sering menyesatkan wisatawan dengan mengklaim bahwa kopi luwak diperoleh dari kotoran musang liar,” ungkap Wakil Presiden Senior PETA, Jason Baker, dikutip Sabtu (9/3/2024).

“Tapi kenyataannya, sebagian besar kopi itu adalah produk dari penangkaran luwak yang dipelihara dengan kondisi kejam di peternakan,” Baker menambahkan.

Berdasarkan video yang dirilis PETA, tampak beberapa luwak dikurung di dalam kandang yang dipenuhi kotoran dan buah kopi yang membusuk. Bahkan, banyak luwak yang dilaporkan memiliki luka terbuka.

BACA JUGA :  Ingin Tahu Berapa Gaji Shin Tae-yong Sebagai Pelatih Timnas Indonesia? Angkanya Mengejutkan

Menurut Baker, rekaman tersebut diperoleh dari “pekerjaan rahasia” yang dilakukan oleh penyelidik PETA di Desa Catur, Kabupaten Bangli, Bali. Bahkan Baker menyatakan temuan itu bukan yang pertama kalinya.

Sebab, sebelumnya pada tahun 2022, PETA menemukan musang Asia dikurung di penangkaran. Di penangkaran tersebut, musang diberi makan berupa buah kopi yang merupakan buah dari tanaman kopi. Biasanya, kopi dibuat dari biji buah itu.

Baker yakin, fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Bali, tapi juga di seluruh Indonesia dan negara-negara lain yang menyajikan kopi, khususnya kopi luwak. “Tidak mungkin menghasilkan jumlah yang dibutuhkan untuk ekspor tanpa mengurung musang,” ujar Baker.

Ia lalu menegaskan bahwa meskipun ada perhatian dan kecaman dari dunia global, perlakuan tidak manusiawi dan tanpa perasaan terhadap makhluk hidup masih terus terjadi di industri ini.

Proses kejam yang dilakukan terhadap luwak itu, kata Baker, tidak dapat dimaafkan. Karena itulah ia meminta wisatawan untuk tidak mengonsumsi kopi luwak.

“Ada banyak hal yang bisa dinikmati dari kopi di Indonesia. Tapi pengurungan, penderitaan, dan kesedihan yang dialami musang demi kopi luwak tidak termasuk di dalamnya,” papar Baker. (ARH)

BACA JUGA :  Aduh! Kementerian Kelautan dan Perikanan Sebut 50 Persen Sampah Plastik dari Darat Masuk ke Laut

10 KOMENTAR

  1. What i do not realize is in reality how you’re now not actually much more well-liked than you might be right now. You’re so intelligent. You realize therefore significantly in terms of this topic, produced me personally consider it from so many varied angles. Its like women and men aren’t fascinated except it is something to accomplish with Girl gaga! Your individual stuffs nice. All the time maintain it up!

  2. Nice post. I was checking continuously this blog and I’m impressed! Very useful info specifically the last part 🙂 I care for such info a lot. I was seeking this certain information for a long time. Thank you and best of luck.

  3. Great ?V I should certainly pronounce, impressed with your web site. I had no trouble navigating through all the tabs as well as related info ended up being truly easy to do to access. I recently found what I hoped for before you know it at all. Reasonably unusual. Is likely to appreciate it for those who add forums or something, website theme . a tones way for your client to communicate. Excellent task..

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini