Jumlah Penjualan Motor Listrik Subsidi Rp 7 Juta Masih Sepi Peminat, Ternyata Ini yang Jadi Biang Keroknya

0
174
Salah satu alasan yang menyebabkan angka penjualan motor listrik subaidi Rp 7 juta masih jauh dari harapan adalah karena belum meratanya sebaran dealer di Tanah Air. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Tak dapat dibantah, penyerapan motor listrik subsidi Rp 7 juta terbilang masih seret alias susah laku.
Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengungkapkan alasan yang menyebabkan angka penjualan motor listrik masih jauh dari harapan. Ternyata yang menjadi salah satu penyebabnya adalah belum meratanya sebaran dealer di Tanah Air.

Menurut Ketua Umum Aismoli Budi Setiadi, aspek internal seperti belum meratanya penyebaran dealer menjadi salah satu kendala utamanya. Budi mengaku sempat ditelepon warga Jember yang ingin membeli motor, tapi ternyata di sana belum ada dealer-nya.

“Tadi pagi saya ditelepon orang Jember, ‘Pak saya mau beli motor subsidi’. Saya sampaikan bisa membeli, tapi ternyata di Jember belum ada dealernya. Padahal jember itu kota besar di Jawa Timur,” ungkap Budi dalam acara “Inabuyer EV Expo 2023” di SMESCO, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2023).

Atas dasar itu, Budi mendorong para pemegang merek yang merupakan anggota Aismoli, terutama merek yang telah memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 40%, segera memperluas pasarnya ke daerah-daerah. Perluasan pasar itu, kata Budi, bisa dilakukan lewat kemitraan.

BACA JUGA :  Setelah Ibu Kota Negara Pindah ke IKN, Jakarta Tak Akan Lagi Memiliki Bupati dan Wali Kota?

“Jadi ada skema, ada B2B yang terjalin. Saya dapat WhatsApp dari pengusaha di Makassar, Kalimantan, mereka mau datang lihat potensi yang ada untuk membuka kemitraan, dealer di beberapa daerah di Kalimantan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa saat ini jumlah dealer motor yang masuk dalam data SISAPIRa sudah ada 500 dealer, dan telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sementara yang menunggu untuk diverifikasi ada sekitar 200 dealer.

“700-an dealer sudah ada di seluruh Indonesia. Tapi kan mungkin populasi terbanyak masih di Jakarta. Mungkin daerah-daerah masih kurang,” ujar Budi.

Budi melanjutkan, dari aspek industri, pemerintah sendiri telah memberikan karpet merah kepada asosiasi maupun merek motor listrik untuk memperluas pasar.

Dengan demikian, kata Budi, sekarang tinggal bagaimana industri membangun strategi yang tepat supaya kepercayaan masyarakat terhadap motor listrik bisa terbangun. “Yang sekarang banyak jadi pertanyaan, contohnya ‘motor rusak bengkel di mana?’,” ujarnya.

Selain itu, Budi menuturkan bahwa berdasarkan data Kementerian Perhubungan, saat ini sudah ada sekitar 52 merek motor listrik di Indonesia, Sedangkan berdasarkan data di Kementerian Perindustrian, ada sekitar 42 merek motor listrik.

BACA JUGA :  Ramai Isu tentang Jokowi Bakal Gabung dengan Golkar, Apa Tanggapan Jusuf Kalla?

“Tapi dengan kegiatan ini, kami dapat banyak lamaran, banyak brand baru yang segera bergabung. Mudah-mudahan dengan makin banyak yang gabung Aismoli, kita bisa makin menyuarakan aspirasi yang sekarang ini jadi bottle neck terhadap kita,” tutur Budi. (ARH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini