Ternyata Ini Nasib DKI Jakarta Setelah Tak Jadi Ibu Kota Negara Menurut Sri Mulyani

0
60
Kabarnya, setelah tak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta nantinya masih menjadi pusat kegiatan ekonomi. Terlebih, tidak semua kegiatan di luar pemerintahan akan ikut pindah, tapi akan tetap dilaksanakan di Jakarta. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Seperti yang sudah diketahui, Ibu Kota Negara (IKN) akan dipindahkan secara bertahap ke Sepaku, Kabupaten Penajam Pase Utara,
Kalimantan Timur (Kaltim). Pembangunan awal IKN yang baru di Kaltim telah dimulai sejak Undang-Undang (UU) tentang IKN disahkan oleh DPR RI pada 18 Januari 2022. IKN nantinya akan diberi nama Nusantara dan menjadi pusat pemerintah Indonesia.

Lantas, jika IKN sudah dipindahkan, bagaimana nasib DKI Jakarta ke depan nanti?

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, pemindahan Ibu Kota tidak lantas membuat Jakarta menjadi redup. Pasalnya, Jakarta akan tetap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi Indonesia.

“Jadi memikirkan Jakarta juga harus didesain ulang. Sehingga Jakarta juga akan terus disebut oleh Pak Rio tadi layak huni serta tetap juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi Indonesia,” tutur Sri Mulyani dalam Workshop Recycling and Management of State Assets, dikutip dari cnbcindonesia.com (11/12/2022).

Sebelumnya, wanita yang kerap disapa Ani juga mengingatkan bahwa dalam proses pemindahan ibu kota, Jakarta perlu dilihat sebagai tempat yang selama ini tidak hanya di isi gedung-gedung pemerintahan saja, tapi lebih luas lagi Jakarta telah menjadi tempat aktivitas pemerintahan berlangsung yang dampaknya juga harus diperhatikan.

BACA JUGA :  Terbukti Korupsi dalam Kasus Asabri, Benny Tjokro Dihukum Bayar Uang Pengganti Rp 5,7 Triliun 

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Jakarta tidak akan ditinggalkan begitu saja sehingga menjadi kurang berharga. Sebab, menurut dia, bicara tentang Jakarta berarti bukan hanya tentang gedung pemerintahan, tapi juga aktivitas pemerintahan yang menarik banyak keterkaitan atau multiplier lainnya yang tidak boleh diremehkan.

Dalam pidatonya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota didasarkan atas pertimbangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah berlangsung selama 77 tahun ke belakang masih menunjukkan ketimpangan antara di Pulau Jawa, spesifiknya Jakarta, dengan di luar Pulau Jawa.

“Pertama-tama memang perlu bagi negara, apalagi setelah 77 tahun merdeka dan melihat pengalaman pembangunan kita, memikirkan pekerjaan rumah untuk menciptakan pembangunan yang lebih merata. Membuat kolam baru pertumbuhan Indonesia di luar Pulau Jawa menjadi sangat penting,” tuturnya.

Kata Sri Mulyani, kebutuhan membangun infrastruktur adalah syarat yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan di luar Jakarta dan Jawa yang memang sangat sangat kritis. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini