Muncul Varian Covid-19 Baru di China, Mayoritas Negara Uni Eropa Sepakat Terapkan Tes Bagi Turis Asal China

0
60
Keputusan pemerintah China dengan mencabut kebijakan "Zero COVID-19", telah memicu rencana besar-besaran rakyat Tiongkok untuk melakukan penerbangan ke negara-negara lain setelah hampir tiga tahun "dikurung" di negerinya sendiri akibat pelarangan aktivitas penerbangan ke luar negeri. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Mayoritas dari 27 negara anggota Uni Eropa sepakat melakukan pengujian Covid-19 bagi para pelancong dari China. Komisi Eropa bersepakat bahwa tes terhadap pelancong asal China tersebut akan dilakukan secara sistematis sebelum terbang dari airport.

Dikutip dari NST.com.my, Rabu (4/1/2022), rekomendasi konsensus ini muncul dari pertemuan pejabat Kementerian Kesehatan Uni Eropa yang diadakan pada Selasa lalu di Brussels. Pertemuan tersebut memutuskan langkah-langkah terkoordinasi apa yang akan diterapkan di seluruh blok.

Pertemuan itu diadakan setelah China memutuskan untuk mencabut kebijakan “Zero Covid-19”, yang telah memicu rencana besar-besaran rakyat Tiongkok untuk melakukan penerbangan ke negara lain — usai diberlakukannya pelarangan terbang selama hampir tiga tahun.

Uni Eropa khawatir masuknya penumpang secara tiba-tiba dari China dapat membawa varian baru Covid-19 yang mungkin saja tidak mempan “dihajar” vaksin yang ada saat ini. Ada juga kekhawatiran bahwa data China tentang penyebaran tidak lengkap, parsial, dan tidak mencukupi.

Komisaris kesehatan UE, Stella Kyriakides, menyatakan bahwa para pejabat juga setuju untuk merekomendasikan peningkatan pemantauan air limbah dari penerbangan dan di bandara untuk mendeteksi jejak Covid-19, dan bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan pengawasan.

BACA JUGA :  Nah Loh! Mulai Tahun 2023, LPG 3 Kg Hanya Diperuntukkan Bagi Orang Miskin!

Beberapa negara Uni Eropa, termasuk Prancis, Spanyol, dan Italia, memberlakukan persyaratan pengujian pada kedatangan dari China sambil menunggu pendekatan ke seluruh blok.

Melihat gelagat tersebut, Beijing pun bereaksi. Mereka geran terhadap aturan peningkatan pembatasan, yang juga diterapkan oleh Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

Berdasarkan dari yang dirilis Antara pada Selasa, 3 Januari 2023, sekitar 80 persen kasus Covid-19 terbaru dari China saat ini merupakan hasil infeksi dari varian BA 5.2 dan BG.7.

Varian tersebut tergolong baru dari seluruh tipe Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum menentukan varian jenis apa ini, tapi penyebarannya sedang diawasi secara ketat.

Sementara itu, John Hopkins University pada 3 Januari 2023 lalu merilis data bahwa jumlah kasus Covid-19 di China mencapaj 164.182 kasus. Angka itu adalah salah satu yang paling tinggi sejak Februari-Maret 2022 dengan jumlah total mencapai 448 ribu kasus.

Data tersebut diikuti oleh angka kematian korban akibat Covid-19 yang disebutkan mencapai 407 orang, tertinggi sejak 7-13 Maret 2022 dengan jumlah korban mencapai 1.990 orang. (BD)

BACA JUGA :  Belum Ambil Keputusan Soal Pilih PKS Atau PPP, Sandiaga Mengaku Akan Konsultasi Dulu dengan Ulama

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini