RADAR TANGSEL RATAS – Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dan ITC Trademap, nilai ekspor perikanan Indonesia pada tahun 2021 mencapai US$ 4,06 miliar. Nilai tersebut tumbuh positif sekitar 6,92 persen dibanding tahun sebelumnya.
Bahkan, mengutip Tridge, situs data perdagangan internasional yang berbasis di Korea Selatan, sepanjang 2021 Indonesia telah mengekspor komoditas tuna, tongkol, dan cakalang dalam bentuk daging potong (fillet) dan beku (frozen) senilai US$ 325,4 juta.
Tak mengherankan bila Indonesia tercatat sebagai eksportir ikan tuna (thunnus), tongkol (euthynnus), dan cakalang (katsuwonus pelamis) terbesar di skala global pada tahun 2021.
Tapi, dikutip dari Suara.com (6/2/2023), Presiden Jokowi mengaku heran dengan status Indonesia yang menjadi raja ekspor ikan dunia tetapi sekaligus menjadi importir tepung ikan nomer satu dunia.
“Coba dilihat yang namanya tuna, cakalang, tongkol. Tuna, cakalang, tongkol. Kita ini eksportir nomor satu tuna, cakalang, tongkol segar, eksportir nomor satu, tapi sekaligus importir juga nomor satu tepung ikan. Lucu,” kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2023, Senin (6/2/2023).
Jokowi pun sempat melontarkan pertanyaan apakah membuat tepung ikan sesulit itu, sehingga kebutuhannya masih harus dipenuhi dari impor. Maka dari itu kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini betapa pentingnya sebuah hilirisasi sektor industri.
“Apa enggak bisa sih kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita menjadi tepung ikan? Sesulit apa, apa sulit banget sih?” tanya Jokowi.
Jokowi pun mengatakan sebetulnya hilirisasi merupakan sesuatu hal yang sangat mudah, jika industri di Tanah Air tak mampu Jokowi pun menyarankan untuk mencari rekanaan atau partner.
“Ndak sulit kalau kita belum mampu ya gandeng partner. Saya selalu sampaikan gandeng partner, partneran, jangan ragu-ragu untuk masuk ke sana,” saran Jokowi.
Jokowi mengatakan jika industri hilirisasi dalam negeri berbenah dengan melakukan terobosan dan memberikan nilai tambah lebih kepada komoditasnya akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi nasional.
“Rumput laut, ikan tuna, cakalang, tongkol, udang, ini nilai tambahnya sangat berkali-kali menjadi pupuk chitosan, 27 kali nilai tambahnya. Rajungan menjadi daging rajungan 3,2 kali. Kalau semua dihilirkan di dalam negeri, melompat negara kita. PDB kita akan melompat, GDP kita akan melompat,” tuturnya. (BD)