Sejarah Lahirnya Pekik “Merdeka!” Ciptaan Putra Tanah Sunda

0
101

Oleh: Azmi Abubakar (pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa)

RADAR TANGSEL RATAS – Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ada bermacam-macam cara pekik nasional. Di antaranya adalah “Hidup!”, “Indonesia!”.

Pekik “Hidup!” adalah pekik yang sudah digunakan oleh Partai Parindra, jauh sebelum kemerdekaan. Menarik sekali cara meneriakkannya.

Karena, disertai dengan mengacungkan lengan yang merapatkan lima jari, mirip dengan cara salam Nazi-nya Hitler. Pada tanggal 19 Agustus 1945, Bung Karno, sebagai Presiden mengadakan perundingan dengan Otto Iskandardinata, sebagai menteri negara untuk membahas seputar pekik nasional yang harus digunakan secara resmi dan merupakan kesepakatan bersama.

Namun sayangnya, perundingan tersebut belum mencapai kesepakatan. Pekik nasional diyakini dapat menggelorakan semangat rakyat Indonesia dalam memperjuangkan dan mempertahankan bangsa negaranya, Indonesia.

Dalam rapat Badan Pekerja Komite Nasional Pusat di Kramat, Jakarta, Otto Iskandardinata mengusulkan salam nasinal dengan pekik “Indonesia Merdeka!”. Salam tersebut dapat digunakan sebagai kata pemberi salam ketika saling berjumpa.

Atau, ketika memulai percakapan di telepon. Baru pada tanggal 19 September 1945, Bung Karno mendekritkan salam nasional dengan “pekik merdeka”.

BACA JUGA :  Geram Melihat Dunia Internasional yang Diam Atas Genosida di Gaza, Parlemen Arab Angkat Suara

Adapun cara melakukan pekik merdeka adalah dengan disertai mengangkat lengan kanan dengan lima jari dirapatkan sampai menyentuh telinga kanan. Belakangan, orang-orang melakukan dengan berbagai cara dan gaya masing-masing.

Ada yang mengepalkan tangan kanan. Dan, ada yang dengan melambaikan satu atau kedua tangannya.

Bung Karno, pada tanggal 20 April 1950, kembali mengingatkan pekik nasional seperti dekrit yang pernah dikeluarkannya. Juga, pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1950 di Istana Yogyakarta.

Beliau memerintahkan kepada hadirin agar menjawab salam merdeka sebanyak 17 kali. Otto Iskandardinata jarang dikenang sebagai pengusul pekik merdeka.

Pejuang dari tanah sunda ini seperti lenyap dalam samudera sejarah. Persis seperti lenyapnya Otto yang dibunuh secara keji pada Desember 1945 oleh para penculiknya di daerah Mauk, Tangerang, dan kemudian dikabarkan dilemparkan ke lautan.

Tragis! Pekik merdeka adalah milik nasional. Milik seluruh dari bangsa Indonesia.

Terimakasih Otto!
Merdeka!
Merdeka!!
#azmiabubakar
#museumpustakaperanakantionghoa
#salampersaudaraanindonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini